RUTENG, NTT PEMBARUAN.id — Dalam rangka mewujudkan desa yang ramah terhadap kaum difabel, Kepala Desa Terong, Theodorikus Atong mengukuhkan Komunitas Difabel Desa (KDD).
Kegiatan pengukuhan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 17 September 2022 di Aula Kantor Desa Terong, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai.
Kegiatan tersebut diikuti 16 anggota difabel dan keluarga, perangkat Desa Terong, tokoh pendidik, tenaga medis Puskesdes Wae Cepang dan fasilitator disabilitas dari Pastoral Sosial Orang Berkebutuhan Khusus (PSOBK) Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang, Bernadus Gatot Paino dan Robianus Guntur.
Usai kegiatan, Kepala Desa Terong mengatakan, pembentukan Komunitas Difabel Desa merupakan wujud kepedulian dan keprihatinan pemerintah desa dalam memberikan pelayanan yang sama terhadap semua warga desa.
Hal yang mendasari pembentukan Komunitas Difabel Desa Terong adalah atas dasar kepedulian dan keprihatinan terhadap masyarakat di wilayah desa ini.
“Pembentukan kelompok ini sebagai bentuk penghormatan terhadap martabat, karena sejatinya kita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yg sama dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan berbangsa dan bernegara”, terang Kades Oris.
Lebih lanjut Kades Oris yang supel itu mengatakan bahwa pemerintah desa berkewajiban untuk melindungi semua warga masyarakat di desa tersebut terutama mereka yang berkebutuhan khusus agar terhindar dari diskriminasi pelayanan, penelantaran, eksploitasi dan pelecehan atau perundungan.
“Pemerintah desa pada dasarnya akan melindungi penyandang disabilitas dari penelantaran dan eksploitasi, pelecehan dan tindakan diskriminatif serta pelanggaran Hak asasi Manusia”, jelas beliau kepada media ini.
Agar Komunitas Difabel Desa Terong benar-benar hadir untuk memfasilitasi kaum disabilitas di wilayah tersebut, dirinya telah melakukan kerjasama dengan semua unsur terkait dalam pembentukan dan rencana pengembangan komunitas ke depan.
“Dalam pembentukan KDD ini, Pemerintah Desa, melibatkan berbagai unsur dalam rencana pengembangan komunitas ke depannya. Kami melibatkan unsur kelembagaan desa, anak-anak difabel, orang tua/wali anak-anak difabel, dan juga mitra kegiatan komunitas ke depan yakni PSOBK Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang dan PersSmansa Narang”, ucap beliau.
Kerja sama dan membangun relasi dengan semua pihak terkait menurutnya akan dapat memaksimalkan potensi kaum disabilitas lewat wadah KDD.
Dia sangat yakin hal tersebut akan menjadikan KDD Terong sebagai kelompok yang besar dan berkualitas untuk memperjuangkan hak-hak kaum Difabel.

“Kelompok ini dibentuk tidak berdasarkan kepentingan personal, tetapi untuk kepentingan kita bersama dalam mewujudkan kesejahteraan bersama khususnya saudara/i kaum Difabel Desa Terong. Saya pun optimis bahwa KDD ini akan menjadi kelompok yang besar dan berkualitas untuk memperjuangkan hak–hak dari kaum Difabel”, tutup beliau.
Di tempat terpisah, Bernadus Gatot Paino, Fasilitator Difabel dari Seksi Pastoral Sosial Orang Berkebutuhan Khusus (PSOBK) Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa Narang, membenarkan adanya Komunitas Difabel Desa Terong tersebut.
Dirinya mengapresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kepala Desa Terong yang memiliki kepedulian dan keseriusan dalam melayani kaum disabilitas yang ada di desa tersebut.
“Benar, hari ini ada peresmian Komunitas Difabel Desa (KDD) di Desa Terong. Saya senang dan patut memberikan apresiasi kepada Kades yang begitu peduli dan serius untuk menangani kaum disabilitas yang ada di Desa Terong. Ini satu-satunya desa yang sudah membentuk kelompok/komunitas di tingkat desa setelah diadakannya seminar kecamatan inklusi dan deklarasi kecamatan inklusi pada bulan April lalu”, kata Gatot.(red/*)