RUTENG, NTT PEMBARUAN.id — Menurut rencana hari ini, Selasa (2/8/2022) pukul 11.00 Wita jenazah almarhum Mgr. Hubert Leteng, Uskup Emeritus Keuskupan Ruteng diantar dari Gereja Katedral Ruteng menuju rumah keluarga di Kampung Taga, Ruteng untuk disemayamkan semalam di rumah keluarganya.
“Jam 11.00 Wita hari ini, Selasa (2/8/2022) kami mengantar Mgr. Hubert ke rumah keluarga di Kampung Taga, sebelah barat Kota Ruteng untuk disemayamkan semalam dan dilakukan ritual adat budaya Manggarai hingga besok pagi, Rabu (3/8/2022). Besok pagi, Rabu (3/8/2022) jam 08.00 Wita, jenazah Mgr. Hubert diantar kembali dari rumah keluarga menuju ke Gereja Katedral Ruteng untuk dilakukan misa pemakaman,” kata RD. Max Regus, Ketua Panitia Pelaksana Penyambutan dan Pemakaman Mgr. Hubert Leteng, Uskup Emeritus Keuskupan Ruteng kepada media ini via telepon, Selasa pagi (2/8/2022) .
Misa pemakaman di Gereja Katedral Ruteng dipimpin langsung oleh Uskup Ruteng, Mgr. Sipri Hormat mulai jam 09.00 Wita, dan diperkirakan jam 11.00 Wita dilakukan upacara pemakaman di lokasi pemakaman Uskup di samping Gereja Katedral Ruteng.
Para Uskup yang sudah dikonfirmasi hadir pada misa pemakaman, Rabu (3/8/2022) yakni Uskup Bandung, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, O.S.C, Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota, dan Uskup Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega.
Mgr. Hubert Leteng, Uskup Emeritus Keuskupan Ruteng, meninggal dunia pada Minggu, 31 Juli 2022 di Rumah Sakit Boromeus Bandung. Tiba di Labuan Bajo, Senin (1/8/2022) pukul 16.00 Wita, jenazahnya sempat disemayamkan sementara di Kapela Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo sebelum diantar menuju Kota Ruteng pada pukul 16.30 Wita dan tiba Gereja Katedral Ruteng pukul 20. 30 Wita diterima oleh Bapa Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat dengan ibadat singkat, doa bersama dilanjutkan doa tuguran lalu disemayamkan di Gereja Katedral Ruteng.
Kata RD. Max, di beberapa tempat dalam perjalanan dari Labuan Bajo menuju Ruteng termasuk di Cancar, banyak umat yang menahan rombongan mobil yang membawa jenazah Mgr. Hubert untuk memberikan penghormatan terakhir dengan tata cara budaya Manggarai berupa pa’u wae lu’u . (red)