MBAY, NTT PEMBARUAN.id– Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do melakukan launching program padat karya di P3A KM 1 Tengah, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (19/6/2020)
Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, Kapolres Nagekeo AKBP Agustinus Hendrik Fai, S.H, M.H beserta sejumlah pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Nagekeo bersama 41 Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di Wilayah Irigasi Mbay Kanan.
Kegiatan launching program padat karya itu diawali dengan misa bersama pastor paroki setempat dan peletakan batu pertamanya oleh Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do dilanjutkan dengan kerja bersama saluran tersier.
Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do dan wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja turun langsung membantu mengerjakan saluran dengan ikut membantu mengangkat material. Setelah melakukan kerja bersama dilanjutkan dengan diskusi bersama 41 Ketua Perkumpulan Pemakai Air ( P3A) dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Dalam diskusi bersama 41 P3A setuju dan berterima kasih atas inisiatif Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do untuk melakukan program padat karya sebagai bentuk perhatian serius terhadap daerah pertanian dan para petani di irigasi Mbay.
Luas lahan irigasi Mbay Kanan 3426, 89 hektar dengan jumlah anggota tani 4.251 orang, 41 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A), konstruksi Mbay (KM) 132.042 meter, panjang jaringan irigasi tersier, 221.427 meter, panjang jalan tani dan sejumlah bangunan pelengkapnya yang membutuhkan peremajaan dan perbaikan.
Sehingga bisa memenuhi target produksi padi 5 ton per hektar gabah kering panen yang selama ini belum terpenuhi. Melalui program padat karya ini upah kerja yang diterima langsung oleh petani dalam hal ini pekerja dengan istilah harian orang kerja sebesar Rp 2.805.037.591 dan pembelian bahan material sebesar Rp 4.933.559.220 serta sewa peralatan sebesar Rp 37.425.151 dengan target prioritas infrastruktur terbangun, 64 unit box, 183 unit pintu pembagi air, serta 12.106 meter panjang saluran pengendali air.
Pada kesempatan itu, Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do mengatakan, ini merupakan momentum sinergi petani dan pemerintah daerah, yang diambil dari dana biaya tak terduga yang dialokasikan dari dana Covid -19. “Pemerintah daerah putuskan untuk 350 hektar sawah di Mbay Kanan dengan dana sebesar Rp 7 miliar lebih kita berupaya menjawab persoalan-persoalan genting. Tujuannya agar sebisa mungkin untuk mengendalikan air bagi lahan -lahan pertanian yang selama ini mengalami kendala persoalan air baik yang kekurangan maupun yang kelebihan air,” urainya.
Melalui program padat karya ini, para petani bisa memahami persoalan perairan irigasinya, saluran, bak pembagi air dan pintu air.
Ke depan, kata orang nomor satu Nagekeo itu, pola padat karya ini berkelanjutan, sehingga proyek dari Dinas PUPR mengenai pengairan model ini berkelanjutan, sehingga dengan biaya yang terbatas bisa mendapatkan volume yang besar. Pengawasan bisa langsung dari pengguna air dalam hal ini P3A, sehingga bisa hemat di pengawasan dan hanya diperkuat perencanaan dan desain saja. (mat)